KALIMAT TOPIK DAN KALIMAT PENGEMBANG DALAM PARAGRAF



Kemacetan lalu lintas sering terjadi di kota-kota besar. Kemacetan biasanya terjadi di tempat-tempat yang ramai, seperti sekitar pasar dan terminal. Kemacetan terjadi pada saat orang-orang  secara bersamaan bepergian, misalnya saat berangkat sekolah, bekerja, atau hari raya.
Kemacetan lalu lintas sangat menyusahkan orang yang bepergian. Orang dibuat sangat lelah dan stress karenanya. Orang pun dapat terlambat masuk sekolah atau masuk kerja. Orang dapat pula terlambat sampai rumah.

Kalimat topik
Paragraf 1
o   Kemacetan lalu lintas sering terjadi di kota-kota besar
Paragraf 2
o   Kemacetan lalu lintas sangat menysahkan orang yang bepergian

SINOPSIS NOVEL


DETAIL NOVEL




 


 




 


Judul Novel                 : Ajari Aku Mencintai
Penulis                         : Iip Wijayanto
Penerbit                       : Pustaka Cendekia Press
                                      Alam Citra Kav. D-13
Kota Penerbit              : Jln. Parangtritis Km. 7
                                      Yokyakarta
Tahun Penerbit            : Mei 2004
Jumlah Halaman          : 185
Penokohan :
  • Ananta Syarif Mansur (Anan)                        : penyabar, profesional  dan   berjiwa
        sosial  yang   tinggi   sebagai     da’i
        muda
·        Elia                                                            : sederhana, sabar, anggun
  • Nunun                                                        : pembenci  saat  fikirannya    negatif  meracuninya
  • Gandung (tunangan Nunun)                       : brutal saat bertemu anan      
  • Bik Pur (pembantu)                                 : penyayang, sabar
  • Mang Agung (suami bik pur)                   : penyayang, sabar
  • Budeh Yatmi (budenya Nunun)               : jujur
  • Mansur Hendra Ningrat (ayah anan)       : bijaksana dan demokratis


misteri kebakaran di kemayoran....

 

Wajah mirip manusia dalam api itu berada tepat di samping sejumlah petugas kebakaran yang menaiki tiang crane untuk menambah daya jangkau selang air ke pusat api. Tidak secara detailmemang,tapi oagianwajah yang paling jelas ditampakkan adalah mata, alis dan hidung.
SEMENTARA itu, beberapa jam sebelum kejadian, sejumlah orang di pasar tersebut mendengar suara gamelan yang berasal dari lantai tiga ramayana. Suara gamelan itu cukup kencang dan terdengar hampir satu jam lebih.Di balik kisah memilukan yang dialami para pedagang dalam musibah kebakaran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan akibat hangusnya sejumlah aset dagangan,sebuah misteri menyeruak di antara lidah api yang menghanguskan lantai tiga dan lantai dua pasar tersebut. Kobaran api yang muncul sempat membentuk seperti wajah yang menyerupai manusia. Gambar wajah manusia ini direkam dalam salah satu foto yang mengabadikan peristiwa kcbarakan itu.
Foto yang diabadikan fotografer Pereda Kompas Network, Bian Harnansa, terlihat jelas bagian-bagian anggota wajah itu. Memang tidak sceara utuh membentuk wajah. Bagian yang paling jelas adalah yang menyerupai mata, alb, dan hidung. Wajah dalam api itu berada tepat di samping sejumlah petugas kebakaran yang menaiki tiang crane untuk menambah daya jangkau selang air ke pusat api. Petugas pemadam memang tak tahu ada penampakkan gambar seperti itu karena konsentrasi mereka saat itu tersita untuk memadamkan api.

 KUMPULAN MOTIVASI DARI MARIO TEGUH

  

 Anda pasti kenal dengan Mario Teguh sang Inspirator yang wajahnya sering menghiasi salah satu TV swasta di Jakarta, dan juga seorang bergerak di bidang Bussiness Efectiveness Consultant. Selain wajahnya yang teduh sekaligus pembawaannya dalam menyampaikan yang khas. Tentu yang takkan pernah terlupakan adalah tips dan motivasinya. Berikut ini adalah Tips Motivasi dari Mario Teguh mudah-mudahan menjadi pemompa semangat bagi kita yang ingin maju.



 

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

 
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

sang pengagum......

Hujan deras begini, bahkan sampai berhenti, aku masih saja teringat akan dirinya. Bukan hanya itu, dari mentari menyapa hingga permisi di sore hari, berganti malam dengan bintang menemani, dia masih saja tak lepas dari pikiran ini. Aku masih saja mengingatnya. Senyumannya, hitam rambutnya, gaya jalannya, hal terindah yang pernah kuingat, dan setiap kali aku memikirkannya, tak terasa bibirku melengkungkan sebuah senyuman. Aku semakin meyakini Sang Pencipta berkarya begitu indah, dengan melihat dirinya. Aku semakin yakin malaikat itu ada, karena aku bisa membayangkannya melalui dia. Ah, biarlah aku bermanja dengan lamunan.

Aku melihatnya pertama kali tanpa sengaja (meskipun aku yakin bahwa itu Tuhan sengaja) sewaktu berjalan kaki sendirian. Mata ini tak berhenti menatap sang gadis yang berjalan di depanku. Sesekali aku mendengar bisikan senandung lagu dari gumamnya. Dia begitu indah. Tapi aku tak mau dia sadar bahwa aku sedang mengaguminya. Berawal dari situ, tahulah aku, bahwa hati ini telah tercuri.
Aku hanya ingin mempertahankan keceriaan yang ada di wajahnya. Aku ingin membuat kejutan-kejutan kecil untuknya. Walaupun seringkali malah aku yang terkejut karena responnya. Terkadang biasa saja, terkadang gembira. Itu sudah cukup membuat hariku berwarna. Dan untuk besok, aku harus berpikir lebih keras lagi, bagaimana membuatnya menikmati hari lepas hari. Aku yang setia menulis memo-memo kecil untuknya, aku yang setia menemaninya berjalan meski tak di sampingnya.Tak perlu dia tahu berapa sering aku menyebut namanya dalam doaku, tak perlu dia tahu berapa kali aku pernah menangis untuknya. Kalau aku rindu, aku meneleponnya dengan private number, dan setelah terdengar suara lembutnya, aku tak berani lagi melanjutkan. Itu sudah cukup membuatku tenang. Pernah aku sms dengan nomor dan gaya yang berbeda, tapi sayang, responnya tak seperti yang ku duga. Tapi tidak apa. Aku senang dengan cukup meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Mungkin bagianku adalah dari jauh melihatnya bahagia. Dan bahagianya adalah bahagiaku. Bagiku itulah cinta. Sangat sederhana. Dan aku mengalaminya. Bukan: aku cinta dia karena menarik, tetapi: dia menarik, karena aku cinta.

misteri 2012??? 





Bangsa Maya menjalani peradabannya di Amerika Tengah dan Meksiko tanpa mengenal logam dan roda. Tapi mereka bukanlah suku primitif dan terbelakang. Buktinya, tanpa teleskop dan mesin hitung, mereka menyusun kalender melalui pengamatan benda langit dengan mata telanjang yang disusun secara matematis.

Anehnya, meski peradaban Maya diperkirakan berkembang pada abad keempat dan kelima Masehi, sistem penanggalan yang mereka ciptakan itu dimulai pada 13 Agustus 3113 Sebelum Masehi dan berakhir pada 12 Desember 2012 Masehi.

Kalender inilah yang menjadi sumber ramalan bahwa kiamat datang pada 2012. Apalagi sistem penanggalan di peradaban kuno Cina, India, dan Persia juga menunjukkan sesuatu yang besar akan terjadi di seputar tanggal tersebut.

Isu kiamat 2012 ini sebenarnya cerita lama. Tapi, seiring dengan mendekatnya tenggat, banyak yang mulai mengaitkan penanggalan Maya itu dengan aktivitas matahari yang akan mencapai puncaknya tiga tahun lagi. Badai (hurikan) Katrina, Rita, dan Wilma pada 2005 ternyata terjadi berbarengan dengan badai di matahari.

Perbincangan misteri 2012 ini juga menggejala di dunia literatur. Toko buku online Amazon.com memiliki lebih dari 40 judul buku dengan tema tersebut. Dari jumlah itu, setidaknya ada tiga buku yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia.

katanya sih anak gaul...!!!

secara gue anak gaul gitu lochhhh...!!!!

Tau anak gaul?


Apa lo termasuk anak gaul juga?


Tapi tau kann…yang gue maksud anak gaul gituh lochhhh (ngomongnya sambil monyong..tangan gak mau diem..plus mata melotot kayak orang kejang!)


Kalo lo pikir…cuma anak ABG yang ngomongnya kayak gituh..


SALAH


Karena..ternyata..ada kok yang ngomongnya gitu.


Yaa.. emang sii..dia ngomongnya gak pake gaya yang bener bener abg gituh..yang


“iyaaa..ghuwe kan ..ghak suka gituw lochh…siapa laggeee…..siapa elloo gitu lochhh..please de please dee..aduhh..bt bangett tawu ghak seehhh”


Gak segituhnya si…


Cuma ..well let see percakapan di bawah ini..


Temen gue :”Yes..kenalin ni…dia anak baru …di lantai 6″


Gue : “Hey..welcome…Yessy..bagian Sales”

 tentang wanita berjilbab



Banyak yang tidak percaya dan penasaran dengan kalimat “Tergila-gila wanita berjilbab sejak balita” dalam tulisan Facts About Donny Reza. Beberapa diantaranya adalah teman kerja saya. Sebagian besar yang bertanya merasa tidak percaya bahkan menganggap saya hanya sekedar bercanda. Salah satu yang penasaran adalah ‘rekan’ penulis buku Istikharah Cinta, mbak Soraya Fadillah, yang dapat dibaca di komen ini. Asli nih, bakal panjang!!

Sejak kecil, saya sering dititipkan oleh orang tua saya ke tempat saudara-saudara mereka. Minggu ini di rumah Paman saya di Sumedang, minggu depan saya sudah di Nenek saya di Garut, esoknya di rumah Uwak saya di Cianjur. Maklum, jarak antara saya dan adik saya dan adik bungsu saya memang sangat rapat. Saya dan adik perempuan saya berselang satu tahun setengah, adik perempuan saya dengan si bungsu berselang 2 tahun. Sebagai anak yang paling tua, saya harus rela berbagi kasih sayang dengan kedua adik saya. Namun, saya dapat kasih sayang dari keluarga yang lain. Tentu saja.

Tata Kalimat

TATA KALIMAT


A.       Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis.
Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu
a.       Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b.       Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya prase itu selalu        terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-macam frase:
A.       Frase endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1.       Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung.
Misalnya:       kakek-nenek                         pembinaan dan pengembangan
                laki bini                                  belajar atau bekerja
2.       Frase endosentrik  yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan.
Misalnya:       perjalanan panjang
                hari libur
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif.
3.       Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan.
Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai.
Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut:
Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai
Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai.
Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap).
B.       Frase Eksosentrik
Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
Misalnya:
Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas.
Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut:
                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di ….
                        Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
C.      Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan.
1.       Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal.
                Misalnya: baju baru, rumah sakit
2.       Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal.
                Misalnya: akan berlayar
3.       Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
                Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4.       Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
                Misalnya: tadi pagi, besok sore
5.       Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai               aksinnya.
                Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
D.      Frase Ambigu
Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku.
Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda:
1.       Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
2.       Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.




B.             Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan.
Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P).
Penggolongan klausa:
1.       Berdasarkan unsur intinya
2.       Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat
3.       Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat

C.       Kalimat
a.       Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir.
                Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
b.       Pola-pola kalimat
Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu.
·         Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
·         Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Contoh: Anak malas. Gunung tinggi.
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
·         Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
·         Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor.
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial

D.       Jenis Kalimat
1.       Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsur-unsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.

Kalimat Tunggal
Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.
Adik minum susu.
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
S-P
S-P-O
S-P-O-K

2.       Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari:
a.       Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada.
Misalnya:       Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi.
(subjek pada kalimat pertama diperluas)
b.       Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat.
Misalnya:       Susi menulis surat (kalimat tunggal I)
Bapak membaca koran (kalimat tunggal II)
                    Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
1)       Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas:
a.       Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya.
        Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b.       Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun.
                        Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c.        Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan.
                        Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.

2)       Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya:
a.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek.
Misalnya:       Diakuinya  hal itu
                                P             S
                        Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu.
                                            anak kalimat pengganti subjek
b.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat.
Misalnya:       Katanya begitu
                        Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu.
                                                anak kalimat pengganti predikat
c.              Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek.
Misalnya:       Mereka sudah mengetahui hal itu.
                                S             P                             O
                        Mereka sudah mengetahui bahwa saya yang mengambilnya.
                                                                                anak kalimat pengganti objek
d.             Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan.
Misalnya:       Ayah pulang malam hari
                            S        P             K
Ayah pulang ketika kami makan malam
                        anak kalimat pengganti keterangan
3)     Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat.
Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat.
                        Ketika ia duduk minum-minum
                                                                                pola atasan
                                                        datang seorang pemuda berpakaian bagus
                                                                                pola bawahan I
                                                        datang menggunakan kendaraan roda empat
                                                                                pola bawahan II
                                                                                 
3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a.       Kalimat inti
Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
1)       Hanya terdiri atas dua kata
2)       Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3)       Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4)       Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
b.       Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c.        Kalimat transformasi
Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas.
Contoh kalimat  Inti, Luas, dan Transformasi
a.       Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
b.       Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
c.        Kalimat transformasi. Contoh:
i)         Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii)       Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii)      Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv)      Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?
4. Kalimat Mayor dan Minor
a.       Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti.
Contoh:          Amir mengambil buku itu.
Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung.
Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah.
b.       Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. 
    Contoh:          Diam!
Sudah siap?
Pergi!
Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat.
Contoh: Amir mengambil.
Arif ada.
Kiki pergi
Ibu berangkat-ayah menunggu.
Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor.
5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas      : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat  : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat      : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.
Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1.       kontaminasi= merancukan 2 struktur benar  1 struktur salah
contoh:
-         diperlebar, dilebarkan  diperlebarkan (salah)
-         memperkuat, menguatkan  memperkuatkan (salah)
-         sangat baik, baik sekali  sangat baik sekali (salah)
-         saling memukul, pukul-memukul  saling pukul-memukul (salah)
-         Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni  Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
2.       pleonasme= berlebihan, tumpang tindih
contoh :
-         para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
-         para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
-         banyak siswa-siswa (banyak siswa)
-         saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
-         agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
-         disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.       tidak memiliki subjek
contoh:
-         Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
-         Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
-         Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.       adanya kata depan yang tidak perlu
-         Perkembangan  daripada teknologi informasi sangat pesat.
-         Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
-         Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5.       salah nalar
-         waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
-         Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
-         Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
-         Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
-         Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
-         Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
-         Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
6.       kesalahan pembentukan  kata
-         mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
-         menyetop seharusnya menstop
-         mensoal seharusnya menyoal
-         ilmiawan seharusnya ilmuwan
-         sejarawan seharusnya ahli sejarah


7.       pengaruh bahasa asing
-         Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
-         Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
-         Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8.       pengaruh bahasa daerah
-         … sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)
-         … oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
-         Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
.
E.       Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf.
1.        Konjungsi antarklausa
a.       Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b.      

Powered by Blogger